Author: Frida Shona Kumara Muniroh
Genre: Fantasy
Length: One Shoot
Let’s
Go to Korea
“Mamah, cepetan dong!
Ntar aku ketinggalan pesawat lho…”
“Ya ampun Ra, baru aja
jam setengah enam, kamu mau nyaingi tukang bersih-bersih bandara ta? Lagian
bandaranya deket dari rumah!”
“Memang dekat mah, tapi
kalau macet kan jadi lama juga!”
“Ya udah ayo berangkat,
papah katanya nggak bisa nganterin.”
“Huh papah ini terlalu!”
ujarku ngedumel gak jelas.
Hai! Namaku Rara Angelia Dewi, biasa dipanggil Rara atau
Ra. Pagi ini aku akan menuju Korea, tepatnya Korea Selatan. Pasti kalian pasa
bingung, kenapa aku bisa kesana, gratis pula! Entah ini semua emang nasib mujur
atau keberuntungan mendadak, aku menang undian atau lotre berhadiah trip ke
Korea Selatan dari salah satu stasiun TV swasta. Mau undian kek, mau lotre kek whatever! Yang penting aku bisa pergi ke
negara ginseng ini. Jelas aku sangat bahagia karena akan bertemu atau mungkin
akan bertemu salah satu artis idolaku, Lee Min Ho.
Setelah perjalanan dari rumah ke Bandara Soekarno-Hatta,
aku segera menuju boarding pass karena pesawat yang akan kutumpangi sebentar
lagi flight. Dengan berurai air mata,
mamah melepas kepergianku. Agaknya dia tidak rela aku pergi sendirian ke negeri
yang belum aku kenali, atau mungkin mamah tidak rela tidak bisa ikut denganku
dan meloloskan impiannya untuk trip
ke luar negeri, apalagi Korea Selatan, tempat para cowok-cowok keren bersarang.
Mamahku adalah seorang penggemar salah satu grup boyband asal Korea Selatan, sebut saja namanya Boyfriend, salah
satu grup yang lagi booming sejak
masa debutnya, dan terkenal Karena dua personilnya yang twins. Bahkan mamah sempat berkata “Andai mamah masih muda, pasti
mamah akan menikah dengan Donghyun (salah satu personil Boyfriend) dan mamah
bisa memperbaiki keturunan sehingga kulitmu agak ‘putihan dikit’! Hahaha,” ucap
mamah kepadakudengan menekankan kata ‘putihan dikit’ yang secara tidak langsung
menyindir kulitku yang kelabu.
“Mah, aku pergi dulu
ya, jangan kangen sama aku, kalau minta oleh-oleh, aku minta uang saku tambahan
ya, hehehe.”
“Dasar anak mamah satu
ini, bisa saja bercanda, hiks… kamu baik-baik ya disana, hiks… jangan buat masalah
seperti dirumah, kalau ada apa-apa cepet hubungi mamah. Oh ya, jangan lupa jika
bertemu artis-artis yang keren-keren minta tanda tangan sama fotonya. Dandan
yang cantik, siapa tahu kamu bertemu jodohmu disana, syukur-syukur kalau artis
juga, ok sayang?” ucap mamah semangat sambil sesenggukan karena kebanyakan
nangis plus ngelapin air mata.
“Ok mah beres! Dadah…”
ucapku sambil lambai-lambai tangan bak Miss Universe yang lagi jumpa fans.
Setelah mengalami beberapa pemeriksaan mengenai tiket dan
segala tetk bengeknya, aku diizinkan untuk naik ke pesawat. Perjalanan menuju
Korea Selatan membutuhkan waktu enam sampai tujuh jam, selama perjalanan, aku
membayangkan akan mengunjungi Namsan Park, salah satu mascot Kota Seoul.
Daedeosagung Pallace, War Memorial, Junghun Park, Myeongdong dan masih banyak
lagi. Hatiku eh, maksudnya jantungku berdebar-debar tak karuan, maklum saja aku
belum pernah naik pesawat sebelumnya. Oke, oke! Aku ngaku, kalian bisa anggap
aku katrok atau ndeso, tapi memang itulah kenyataannya. Terserah kalian mau
nulis ‘Rara Angelia Tidak Pernah Naik Pesawat’ atau apa kek, whatever what the hell!
Perjalanan selama enam jam nyaris membuat pantatku
kesemutan akut. Sampai Bandara Incheon aku megap-megap persis ikan mas koki
yang butuh asupan oksigen, luar biasa! Bandara ini begitu mewah dan megah.
Segera kulangkahkan kakiku keluar bandara, baru satu langkah saja aku sudah
disergap hawa dingin yang ekstrem. Kulihat thermometer yang menggantung di
ranselku, alamakjan! Minus dua
derajat celcius saudara-saudara sekalian semua.
“Hanguk-a
annyeonghaseyo! Choneun Rara imnida, Indonesia saramiyeyo, Manasso
Bangapseumnida! (Halo Korea, saya Rara, Indonesia asal saya, senang berkenalan
dan terimakasih),” ujarku lirih, takut disangka orang gila kesasar.
Segera aku menuju stasiun subway terdekat, namun belum sampai ditempatnya, kurasa ada mobil
yang berlari kencang kearahku.
Brukkk
“Aaaaa… Mamah, tolong
aku…”
“Ra, bangun nak…”
Kukerjap-kerjapkan mataku, mencoba mengumpulkan nyawa.
Kulihat mamah berada disampingku.
“Mah aku dimana?”
“Kamu dirumah sayang,
ayo cepat mandi, papah udah nunggu dibawah. Katanya mau beli tiket ke Korea di
bandara?”
“Ha?”
“Ya udah mama kebawah
dulu, cepetan ya…”
“Jadi,
itu semua hanya mimpi?” gumamku lirih sambil menggaruk-garuk kepala.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar