Minggu, 13 Mei 2012

Let’s Go to Korea

Tittle: Let's Go to Korea
Author: Frida Shona Kumara Muniroh
Genre: Fantasy
Length: One Shoot

Let’s Go to Korea

“Mamah, cepetan dong! Ntar aku ketinggalan pesawat lho…”
“Ya ampun Ra, baru aja jam setengah enam, kamu mau nyaingi tukang bersih-bersih bandara ta? Lagian bandaranya deket dari rumah!”
“Memang dekat mah, tapi kalau macet kan jadi lama juga!”
“Ya udah ayo berangkat, papah katanya nggak bisa nganterin.”
“Huh papah ini terlalu!” ujarku ngedumel gak jelas.
            Hai! Namaku Rara Angelia Dewi, biasa dipanggil Rara atau Ra. Pagi ini aku akan menuju Korea, tepatnya Korea Selatan. Pasti kalian pasa bingung, kenapa aku bisa kesana, gratis pula! Entah ini semua emang nasib mujur atau keberuntungan mendadak, aku menang undian atau lotre berhadiah trip ke Korea Selatan dari salah satu stasiun TV swasta. Mau undian kek, mau lotre kek whatever! Yang penting aku bisa pergi ke negara ginseng ini. Jelas aku sangat bahagia karena akan bertemu atau mungkin akan bertemu salah satu artis idolaku, Lee Min Ho.
            Setelah perjalanan dari rumah ke Bandara Soekarno-Hatta, aku segera menuju boarding pass karena pesawat yang akan kutumpangi sebentar lagi flight. Dengan berurai air mata, mamah melepas kepergianku. Agaknya dia tidak rela aku pergi sendirian ke negeri yang belum aku kenali, atau mungkin mamah tidak rela tidak bisa ikut denganku dan meloloskan impiannya untuk trip ke luar negeri, apalagi Korea Selatan, tempat para cowok-cowok keren bersarang. Mamahku adalah seorang penggemar salah satu grup boyband asal Korea Selatan, sebut saja namanya Boyfriend, salah satu grup yang lagi booming sejak masa debutnya, dan terkenal Karena dua personilnya yang twins. Bahkan mamah sempat berkata “Andai mamah masih muda, pasti mamah akan menikah dengan Donghyun (salah satu personil Boyfriend) dan mamah bisa memperbaiki keturunan sehingga kulitmu agak ‘putihan dikit’! Hahaha,” ucap mamah kepadakudengan menekankan kata ‘putihan dikit’ yang secara tidak langsung menyindir kulitku yang kelabu.

“Mah, aku pergi dulu ya, jangan kangen sama aku, kalau minta oleh-oleh, aku minta uang saku tambahan ya, hehehe.”
“Dasar anak mamah satu ini, bisa saja bercanda, hiks… kamu baik-baik ya disana, hiks… jangan buat masalah seperti dirumah, kalau ada apa-apa cepet hubungi mamah. Oh ya, jangan lupa jika bertemu artis-artis yang keren-keren minta tanda tangan sama fotonya. Dandan yang cantik, siapa tahu kamu bertemu jodohmu disana, syukur-syukur kalau artis juga, ok sayang?” ucap mamah semangat sambil sesenggukan karena kebanyakan nangis plus ngelapin air mata.
“Ok mah beres! Dadah…” ucapku sambil lambai-lambai tangan bak Miss Universe yang lagi jumpa fans.

            Setelah mengalami beberapa pemeriksaan mengenai tiket dan segala tetk bengeknya, aku diizinkan untuk naik ke pesawat. Perjalanan menuju Korea Selatan membutuhkan waktu enam sampai tujuh jam, selama perjalanan, aku membayangkan akan mengunjungi Namsan Park, salah satu mascot Kota Seoul. Daedeosagung Pallace, War Memorial, Junghun Park, Myeongdong dan masih banyak lagi. Hatiku eh, maksudnya jantungku berdebar-debar tak karuan, maklum saja aku belum pernah naik pesawat sebelumnya. Oke, oke! Aku ngaku, kalian bisa anggap aku katrok atau ndeso, tapi memang itulah kenyataannya. Terserah kalian mau nulis ‘Rara Angelia Tidak Pernah Naik Pesawat’ atau apa kek, whatever what the hell!
            Perjalanan selama enam jam nyaris membuat pantatku kesemutan akut. Sampai Bandara Incheon aku megap-megap persis ikan mas koki yang butuh asupan oksigen, luar biasa! Bandara ini begitu mewah dan megah. Segera kulangkahkan kakiku keluar bandara, baru satu langkah saja aku sudah disergap hawa dingin yang ekstrem. Kulihat thermometer yang menggantung di ranselku, alamakjan! Minus dua derajat celcius saudara-saudara sekalian semua.

“Hanguk-a annyeonghaseyo! Choneun Rara imnida, Indonesia saramiyeyo, Manasso Bangapseumnida! (Halo Korea, saya Rara, Indonesia asal saya, senang berkenalan dan terimakasih),” ujarku lirih, takut disangka orang gila kesasar.

            Segera aku menuju stasiun subway terdekat, namun belum sampai ditempatnya, kurasa ada mobil yang berlari kencang kearahku.
Brukkk
“Aaaaa… Mamah, tolong aku…”

“Ra, bangun nak…”
            Kukerjap-kerjapkan mataku, mencoba mengumpulkan nyawa. Kulihat mamah berada disampingku.
“Mah aku dimana?”
“Kamu dirumah sayang, ayo cepat mandi, papah udah nunggu dibawah. Katanya mau beli tiket ke Korea di bandara?”
“Ha?”
“Ya udah mama kebawah dulu, cepetan ya…”

“Jadi, itu semua hanya mimpi?” gumamku lirih sambil menggaruk-garuk kepala.
END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar